Langsung ke konten utama

LAPORAN TUGAS TPS PASAR SOPONYONO SURABAYA

Teknologi Pengelolaan Sampah
“Pasar Soponyono”
 







Kelompok 5
M. Dovan Yazend. R             (1552010080)
Tiara Nur Maymuna             (1652010019)
Anis Zusrin Qonita                (1652010027)
Ahmad Yoga Prasetya           (1652010036)
Agfian Ijlal Ramadhan          (1652010061)


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2017


DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah : dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung (wikipedia).  
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, ed., 1991).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.
Banyaknya barang yang dibutuhkan masyarakat menyebabkan tingginya timbulan sampah yang ada pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah yang masuk tidak seimbang dengan (landfill) tempat penguraian sampah yang ada di  Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga sampah tersebut akan menumpuk sampai terjadi penggunungan sampah.
Penumpukan sampah tersebut penyebab utama pencemaran lingkungan (udara, tanah dan air). Proses kimiawi yang ada pada sampah akan menghasilkan zat-zat kimia antara lain: Metan yang apabila dihirup manusia sangat membahayakan kesehatan. Hal ini dapat menggugah simpati pemerintah untuk mulai menanamkan dan menerapkan pentingnya sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang ideal. Dengan menerapkan sistem dan manajemen pengelolaan sampah, manfaat yang diperoleh antara lain mengurangi timbunan sampah. Pemilihan dan pemilahan sampah menurut jenisnya, pemprosesan sampah menurut jenis dan kegunaannya dan dapat merangsang/memotivasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Kebersihan suatu daerah dapat diukur dari seberapa tinggi  kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan. Kepedulian tersebut dapat dibuktikan dengan adanya proses komposting (bokasi) untuk sampah organik dan proses pendaurulangan untuk sampah anorganik. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Kepedulian akan sampah sedikit demi sedikit sudah terjadi di Kota metropolitan, akan tetapi dalam hal ini masyarakat harus terus diberi kesadaran bahwa problema sampah adalah sama dengan “Bom Waktu“.
Pemahaman dan pengertian kota/daerah yang bersih akan berjalan efektif apabila mendapat dukungan dari pemerintah daerah, dunia usaha, media massa dan masyarakat. Peran swasta dan masyarakat akan mampu mempercepat tercapainya lingkungan bersih, sehat dan hijau..
Pasar Soponyono adalah pasar yang terletak di Kecamatan Rungkut tepatnya di  jalan Rungkut Asri Barat I No.2, Kali Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Pasar Soponyono beroprasi 24 jam setiap harinya. Dalam 24 jam tersebut terjadi adanya kegiatan jual beli. Banyaknya barang yang dibutuhkan masyarakat membuat pasar soponyono menyediakan segala macam barang. Akan tetapi, banyaknya barang yang disediakan tidak selalu berbanding lurus dengan permintaan. Kadang kala, permintaan lebih sedikit dari pada ketersediaan barang. Dari banyaknya ketersediaan barang sisa permintaan tersebut munculah timbulan sampah.  
Masalah timbulan sampah pada pasar Soponyono dikarenakan sering ditemukan tidak adanya tempat sampah disetiap kios dan los. Beberapa dari  mereka menggunakan keranjang sampah yang terbuat dari kotak kayu, kardus dan kantong plastik. Pedagang yang tidak mempunyai kotak sampah mereka akan membuang sampah disekitar tempat pedagang, sehingga menjadikan tempat tersebut kotor. Akan tetapi, permasalahn timbulan tersebut diantisipasi dengan penyapuan setiap harinya di lingkungan pasar Soponyono. Hasil penyapuan tersebut lalu diangkut menuju TPS (DIPO PEMKOT Surabaya). Setelah itu akan diangkut ke TPA(Benowo), dalam durasi waktu 1 hari 2 kali pengangkutan.

1.2  Tujuan

Tujuan dari tugas ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai pengelolaan sampah pasar Soponyono, Rungkut Kota Surabaya. Dengan melihat kondisi timbulan sampah yang ada, jumlah volume sampah, jenis sampah, cara pengolahan dan pemanfaatan sampah, seperti pengomposan maupun bentuk olahan lainnya sehingga menjadi bernilai ekonomi yang nantinya bisa dikembangkan dalam skala besar.




BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Pengertian Pasar

Pasar ialah sebagai serangkaian sistem (tidak hanya sebatas tempat) yang bisa mengatur kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Sistem tersebut sebagai aturan atas berbagai segmen, yakni semua pihak terkait seperti pembeli dan penjual, barang dagangan, serta peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati. Terlibat juga peraturan pemerintah yang saling berhubungan, berinteraksi dan berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.
Pasar merupakan tempat perjumpaan antara pembeli dan penjual, di mana barang/jasa atau produk dipertukarkan antara pembeli dan penjual. Ukuran kerelaan dalam pertukaran tersebut biasanya akan muncul suatu tingkat harga atas barang dan jasa yang dipertukarkan tersebut (Ehrenberg dan Smith, 2003).

2.2  Sanitasi Pasar

Pasar perlu adanya sanitasi. Sanitasi tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005).
Pasar perlu dilakukan pengawassan dan pemeriksaan sanitasi kesehatan lingkungannya karena baik secara langsung maupun tidak langsung pasar dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan manusia. Adapun hubungan pasar dengan kesehatan manusia adalah:
1)  Pasar merupakan tempat yang paling baik sebagai tempat penularan penyakit melalui :       
a) Droplet Infection, percikan ludah, seperti TBC paru, influenza, dsb.
b) Direct Contact (penularan langsung), missal karena padatnya pasar para pengunjung berdesak-desakan sehingga terjadi sentuhan maka akan terjadi penularan secara langsung dari penderita penyakit kulit seperti rabies, kusta, gudik, dsb.
c) Indirect Contact (penularan tidak langsung), yaitu melalui air, alat makan, piring, sendok untuk mengambil jajanan, dsb.
2) Pasar yang kurang diperhatikan kebersihannya, seperti pembuangan sampah dan limbah, akan menjadi tempat yang baik bagi berkembangbiaknya vector penyakit.

2.3  Pengertian Sampah

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Untuk mempertegas pengertian sampah adalah sesuatu benda padat yang sudah tidak di pakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah di gunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat amerika membuat batasan sampah (waste) adalah suatu yang tidak dipakai tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah  hasil kegiatan manusia yang sudah di buang karna sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak di gunakan dan di buang disebut sampah, misalnya : benda-benda alam benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut dan sebagainya. (Notoatmojo, 2007 : 187-188,). Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.    Adanya suatu benda atau benda padat
2.    Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan manusia
3.    Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi

2.4  Jenis-jenis Sampah

            Menurut Daniel (2009) sampah di bagi menjadi:
  1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
  2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
  3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.




2.5  Pengelolaan Sampah

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan meliputi pemilihan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.

2.6  Pengolahan Sampah

a.      Prinsip 4-R
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam Universitas Sumatera Utara rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah.
a.       Reduce
Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reduce:
- Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain
- Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
- Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
- Ubah pola makan (pola makan sehat : mengkonsumsi makanan segar, kurangi makanan kaleng/instan)
- Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachet)
- Membeli barang dengan kemasan yang dapat di daur ulang (kertas, daun dan lainlain)
- Bawa kantong/tas belanja sendiri ketika berbelanja
- Tolak penggunaan kantong plastik
- Gunakan rantang untuk tempat membeli makanan
- Pakai serbet/saputangan kain pengganti tisu
- Kembali kepemakaian popok kain bagi para ibu
b.      Reuse Prinsip
reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari pemakaian barang-barang yang hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reuse:
- Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
- Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
- Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah
- Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah
- Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam-macam kerajinan
- Bekas kemasan plastik tebal isi ulang digunakan sebagai tas
- Styrofoam digunakan untuk alas pot atau lem

- Potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, dan lain-lain
- Majalah atau buku untuk perpustakaan
- Kertas koran digunakan untuk pembungkus
c.       Recycle Prinsip
recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program recycle:
- Mengubah sampah plastik menjadi souvenir
- Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos
- Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur
d.       Replace Prinsip
replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini mengedepankan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam karena banyak mengandung zat kimia berbahaya.
e.       Replant Prinsip
replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah.



b.      Pengomposan
Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan (Santoso, 1998).
c.       Lubang Resapan Biopori (LBR)
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (Tim Biopori IPB, 2011)

2.7  Aspek Manajemen Pengelolaan Sampah

 1. Metode Penanganan Sampah
Metode ini bertujuan agar permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara :
- Pengumpulan Sampah
- Pemisahan Sampah berdasarkan jenis dan keperluanya
- Mengkomposting (Bokasi) sampah organik menjadi pupuk
2. Perencanaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
- Lokasi yang dapat digunakan
- Luas daerah yang tersedia
- Jumlah (volume) sampah yang akan dibuang
- Peralatan yang dibutuhkan
- Biaya
- Dampak lingkungan dari penimbunan sampah
Pada dasarnya pengelolaan sampah cukup sederhana, pemupukan sampah yang terjadi dari berbagai sumber harus segera diangkat, selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir (TPA). Agar sampah mencapai TPA, tahapan yang harus dilalui adalah :
- Collections (Pengumpulan)
- Haullages (Pengangkutan)
- Disposal (Pembuangan)
Sumber sampah, selain sampah industri ada bermacam-macam antara lain ; rumah tangga, pasar, rumah sakit, jalan, taman dan lain-lain. Agar pengangkutannya mudah sampah harus dikumpulkan diberbagai tempat atau wadah seperti : Kantong plastik, bak sampah, gerobak dan lainnya. Dari tempat pengumpulan ini kemudian sampah diangkut ke TPS yang selanjutnya diangkut ke TPA oleh fasilitas pengangkut sampah seperti : truk bak terbuka, dump truck, compactor truck dan arm roll truck. Di TPA, sampah dipilih dan dipilah menurut jenis dan keperluanya.
            Di dalam pelaksanaannya, fungsi manajemen dibedakan menjadi:
a.    Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Contoh proses perencanaan yang sederhana adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
b.    Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
c.    Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu:
· Mengambil keputusan
· Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
· Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
· Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
· Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan
d.   Directing/Commanding
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
e.    Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
f.     Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
g.    Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen berupa penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
h.    Reporting
Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
i.      Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
j.      Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.


BAB III

ANALISIS DATA


3.1    Hasil Pengamatan Dan Wawancara

a.     Hasil pengamatan dan wawancara berupa data
1)      Pasar Soponyono
Nama                           : Bapak
Pekerjaan                     :
Hasil wawancara         :
Bagaimana antusias komponen yang terlibat di Pasar Soponyono terhadap sampah?
Jawab:
Pada dasarnya masyarakat berada di Pasar Soponyono mempunyai tujuan untuk memperoleh laba dari barang yang mereka jual. Mereka hanya berkonsentrasi pada ekonomi mereka dan mengesampingkan sampah yang mereka hasilkan.

*  Berapa orang petugas kebersihan yang ada pada pasar Soponyono ?
Jawab:
Ada lima orang. Lima orang tersebut meliputi proses penyapuan dan pengangkutan sampah ke TPS Kalirungkut (DIPO PEMKOT Surabaya).. Mereka melakukan pekerjaan tersebut secara shift, pagi, siang dan malam.

     Berapa jumlah timbulan sampah di Pasar Soponyono pada setiap harinya ?
Jawab :
Jumlah timbulan sampah pada umumnya ada 3 gerobak dalam sehari. Akan tetapi keadaan tersebut tidak selalu terjadi. Banyaknya timbulan sampah bergantung dengan ketidaklakuan barang penjual. Apabila permintaan tidak sebanyak barang yang dijual, otomatis barang tersebut akan menjadi sampah.

Bagaimana sistem pewadahan sampah di lingkungan Pasar Soponyono?
Jawab :
Sistem pewadahan di Pasar Soponyono dengan menggunakan gerobak. Pasar Soponyono mempunyai 3 gerobak sampah.

Bagaimana pelayanan kebersihan pada Pasar Soponyono?
Jawab :
Adanya penyapuan tiga kali dalam sehari. Pagi, siang dan malam pada jalanan Pasar Soponyono.

Bagaimana sistem pemindahan sampah dari gerobak tersebut?
Jawab :
Dari sampah yang dikumpulkan petugas kebersihan tersebut akan dikumpulkan pada gerobak yang nantinya akan diangkut pada TPS Kalirungkut (DIPO PEMKOT Surabaya).
Apakah ada pengolahan sampah pada Pasar Soponyono?
Jawab :
Sempat ada pengolahan sampah yaitu dengan adanya pengomposan. Akan tetapi, pengolahan tersbut tidak berjalan lama karena ketidakadanya lahan untuk proses pengolahan tersebut.

                                    Bagaimana dengan retribusi pajak kebersihan di Pasar Soponyono?
Jawab :
Pajak dari setiap stand pasar yang ditentukan dengan area stand setiap penjual dalam pasar Soponyono

Adakah sebuah penghargaan atau sebuah apresiasi kebersihan untuk Pasar Soponyono?
Jawab :
Pasar Soponyono pernah mendapat apresiasi juara 2 pasar bersih, juara 2 pasar rapi bahkan pernah dilibatkan studi banding ke Singapura pada tahun 2012

2)      TPS Kalirungkut
Nama                           : Bapak Kadi
Pekerjaan                     : Kepala Dipo TPS Kalirungkut
Hasil wawancara         :
     Berapa orang petugas kebersihan yang ada pada pasar Soponyono ?
Jawab :
Ada 25 orang penggeledek, 40 orang penyapu jalanan dan mobil patrol yang dijalanan setiap harinya.

Berapa jumlah timbulan sampah di Pasar Soponyono pada setiap harinya ?
Jawab :
Jumlah timbulan sampah setiap harinya ada 2 kontainer.

Bagaimana asal mula sampah–sampah tersebut?
 Jawab :
TPS Kalirungkut melayani 3 kecamatan yaitu kecamatan Tenggilis, Rungkut dan Gunung Anyar. Sampah bermula dari sampah rumah tangga yang di angkut petugas kebersihan dengan gerobak, penyapuan sampah jalan dan mobil patroli.

Bagaimana sistem pewadahan yang ada di TPS Kalirungkut ?
Jawab :
Sistem pewadahan dengan kontainer.

Dimanakan sampah TPS Kalirungkut ini dipindah dan bagaimana proses pemindahan sampah tersebut?
Jawab :
Sampah di TPS Kalirungkut ini nantinya diangkut ke TPA Benowo. Proses Pemindahan sampah dari kontainer ke TPA Benowo menggunakan sistem Hauled Container System (HCS) dengan Amroll truck dimana pemindahan kontainer sampah  menggunakan mesin kontainer

Adakah sistem pengolahan di TPS Kalirungkut?
Jawab :
Tidak ada pengolahan.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1  Pasar Soponyono

Pasar Soponyono yang terletak di Jl. Rungkut Asri Utara 2 belum memiliki TPS sehingga bekerja sama dengan TPS Kalirungkut. Namun, pada pasar soponyono ini memiliki beberapa anggota kebersihan yang nantinya berhubungan langsung dengan TPS Kalirungkut dimana anggota-anggota ini bertugas mendistribusikan sampah yang berasal dari pasar menuju TPS Kalirungkut. Di Pasar Soponyono ini memiliki 5 orang anggota kebersihan pasar, yang bekerja pada jam operasional pembersihan yaitu pukul 07.00-09.00, 14.00-16.00, 22.00-24.00. Pada Pasar Soponyono pada waktu satu hari biasanya memiliki sekitar 3 gerobak timbunan sampah, satu gerobak sampah tersebut  memiliki volume sekitar 1,12m³ sehingga jumlah timbunan sampah pada pasar ini sekitar 3,36m³. Mekanisme pengumpulan, pewadahan, pemindahan dan pembuangan akhir sampah yaitu pertama, pengumpulan sampah berawal dari sampah yang dikumpulkan setiap penjual yang berada di stand mereka masing-masing. Sampah tersebut akan diangkut dengan cara penyapuan oleh pihak kebersihan pasar, yang nantinya akan dipindahkan pada gerobak sampah. Pasar Soponyono hanya menggunakan 3 gerobak karena tidak memiliki lahan yang cukup untuk proses pewadahan sampah. Sehingga Pasar Soponyono bekerjasama dengan TPS Kalirungkut. Ketika sampah dalam 3 gerobak tersebut sudah penuh maka sampah langsung didistribusikan ke TPS Kalirungkut. Pasar Soponyono pernah menerapkan pembuatan pupuk dari sampah dengan sistem composting. Akan tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena faktor lahan. Di Pasar Soponyono ini memiliki retribusi dimana dalam retribusi tersebut sudah merupakan dana kebersihan. Pasar Soponyono pun pernah memiliki penghargaan tentang kebersihan pasar di tingkat daerah.

4.2  TPS Kalirungkut

TPS kalirungkut sendiri terletak di seberang Pasar Soponyono. Di TPS ini dapat menampung 2 kontainer timbunan sampah dimana 1 kontainer tersebut berkapasitas 6m³, sehingga totalnya 12m³ per hari. Di TPS ini memiliki jumlah anggota sebanyak 25 orang penggerobak, 40 orang penyapu dan patrol. Mekanisme pengumpulan, pewadahan, pemindahan dan pembuangan akhir sampah yaitu pertama sampah bermula dari sampah rumah tangga yang diangkut petugas kebersihan dengan gerobak dan penyapu jalan. TPS Kalirungkut melayani 3 kecamatan di Surabaya yaitu Kecamatan Tenggilis, Rungkut dan Gunung Anyar. Selain itu, TPS Kalirungkut mengadakan patrol sampah. Dari penumpulan sampah tersebut, lalu sampah dipindah pada container, yang nantinya akan diangkut ke TPA yang berada di daerah Benowo. Prosesnya menggunakan sistem Hauled Container System (HCS) dengan menggunakan Amroll truck dimana pemindahan container menggunakan mesin container.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan


1.      Pasar Soponyono merupakan tempat aktivitas jual beli, Berbagai macam barang tersedia di Pasar Soponyono. Penjual yang berada di Pasar Soponyono hanya berkonsentrasi pada barang yang mereka jual dan mengesampingkan sampah yang mereka hasilkan padahal jika sampah tersebut di kelola akan menghasilkan keuntungan.
2.      Di Pasar Soponyono sempat dilakukan pengolahan sampah yaitu dengan adanya pengomposan. Akan tetapi, pengolahan tersebut tidak berjalan lama dan hanya dilakukan pada saat lomba-lomba tertetu, karena lahan untuk proses pengolahan belum ada.
3.      Pasar Soponyono hanya mengandalkan TPS Kalirungkut (DIPO PEMKOT Surabaya) yang berada di depan Pasar Soponyono untuk pembuangan sampah pasar, hal tersebut kurang efektif.

5.2  Saran

Perlu adanya kesadaran masyarakat Pasar Soponyono untuk tidak membuang sampah terlalu berlebihan, agar tidak menimbulkan efek yang buruk. Diharapkan pengelolaan sampah di Pasar Soponyono tidak hanya dilakukan pada saat lomba saja, karena hasil dari pengelolaan sampah dapat bermanfaat untuk masyarakat yang lainnya. 














DAFTAR PUSTAKA


Ehrenberg, Ronald G., dan Smith, Robert S, 2003. Modern Labor Economics: Theory icy, Eight Edition. Pearson Education, Inc. New York City.
Andriyani, 2005. Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 2, Hal 1-10.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Suyoto, Bagong. 2008. Fenomena Gerakan Mengelola Sampah. Jakarta. PT Prima Infosarana Media
Santoso, H. B., 1998. Pupuk Organik. Kanisius, Yogyakarta.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Hari Peduli Sampah Nasional

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan proposal Hari Peduli Sampah Nasional 2016. Dalam proposal ini berisikan pengajuan mengadakan kegiatan dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional sesuai dari program kerja GALERI (Gerakan Lingkungan Lestari ). Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh Pengurus GALERI dan HIMA-TL yang telah berperan dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Surabaya, Februari 2017 DAFTAR ISI Cover KATA PENGANTAR . 1 DAFTAR ISI 2 LATAR BELAKANG .. 3 LANDASAN PEMIKIRAN .. 4 TUJUAN KEGIATAN .. 4 SASARAN KEGIATAN .. 4 PELAKSANAAN KEGIATAN .. 5 GAMBARA...

LAPORAN KUNJUNGAN TPST MEDOKAN AYU

Laporan Kunjungan Teknologi Pengelolaan Sampah “Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Medokan Ayu ”   Oleh : M. Dovan Yazend. R             (1552010080) Tiara Nur Maymuna             (1652010019) Anis Zusrin Qonita               (1652010027) Ahmad Yoga Prasetya           (1652010036) Agfian Ijlal Ramadhan          (1652010061) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN 201 7 DAFTAR ISI Cover DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN .. 3 ......... 1.1 Latar Belakang . 3 ......... 1.2 Tujuan . 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .. 5 ......... 2.1 Pengertian Sampah . 5 ......... 2.2 K...

MAKALAH KETAHANAN NASIONAL

MAKALAH KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL   Oleh : Nadia Agustina                          1652010026 Anis Zusrin                                1652010027 Mubayyyinatuth Thohiroh         1652010030 Renita Meidyna                         1652010037 Nadhira Alisa                             1652010040 Dian Amalia         ...