PROGRAM PEMBANGUNAN RUMAH RAMAH LINGKUNGAN UNTUK KELAYAKAN TEMPAT TINGGAL MASYARAKAT DATARAN RENDAH DI WILAYAH JOMBANG
UNTUK KELAYAKAN TEMPAT TINGGAL MASYARAKAT DATARAN
RENDAH DI WILAYAH JOMBANG
Citra Nur Fadilah, Anis
Zusrin Qonita, Diaz Perkasa Wibawa
SMA NEGERI MOJOAGUNG
Abstrak:
Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata- rata 44 M di atas permukaan air laut. Memiliki luas 115.950 Ha dan bersuhu 27º-34º C. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Jombang semakin meningkat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2011 jumlah penduduk mencapai 1.209.172 jiwa sedangkan tahun 2012 mencapai 1.290.335 jiwa. Jumlah penduduk tersebut berbanding terbalik dengan luas area dimana mereka tinggal. Banyaknya gedung bertingkat, padatnya pemukiman, penggundulan hutan dan pengalihan fungsi lahan untuk bangunan mengakibatkan adanya bangunan yang tidak ideal dan mengurangi tingkat kenyamanan tempat tinggal. Selain itu, pembuangan limbah rumah tangga sembarangan juga dapat menimbulkan masalah baru yang dihadapi lingkungan. Jika permasalahan ini tidak segera ada solusi maka kondisi wilayah kabupaten Jombang akan semakin buruk dari segi pembangunan, kesehatan bahkan ekonomi. Sebelum apa yang di prediksi menjadi kenyataan dan menyengsarakan kehidupan maka perlu dilakukan kepedulian untuk meminimalisir pembangunan yang tak terkendali. Mengingat hal tersebut, kami mempunyai program pembangunan yang ideal dengan pengolahan limbah yang dapat dialihfungsikan menjadi energi, dan mempunyai tingkat kenyamanan yang tinggi. Untuk memperoleh tingkat kenyamanan yang tinggi dibutuhkan ventilasi udara yang cukup, memiliki ruangan yang ideal, sistem pengairan yang lancar dan penerangan yang baik. Misalnya suatu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana. Rumah tersebut akan dihuni 4 orang. Maka idealnya lahan yang diperlukan minimal 123 m2 untuk bangunan, ±36 m2 untuk halaman depan dan ±18m2 untuk halaman belakang dengan ketinggian plafon minimal 2,8-3,2 meter. Agar suhu dan penerangan menghasilkan bangunan yang ideal maka ukuran ventilasi total pada umumnya 15%-20% dari luas keseluruhan lahan. Jika luas bangunan 123 m2 akan membutuhkan luas ventilasi 24,6 m2. Tetapi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Yaitu peletakan ventilasi dan keadaan ruangan tersebut. Sistem pengairan rumah tangga juga mempengaruhi kenyamanan, kebanyakan masyarakat membuang limbah air dengan cuma-cuma dan sembarangan. Sebagai contohnya dalam sistem roof top (tumbuhan pot di atap rumah) dengan limbah air yang tersisa dari penyiraman tanaman dapat disalurkan dalam pipa kaca yang berdiri horizontal dari atas rumah sampai bawah dapat menjadi pengganti AC sederhana yang ramah lingkungan dan nantinya akan bergabung dengan limbah cucian yang telah mengandung unsur kimia untuk disalurkan septik tank. Hasil pengolahan limbah air dari septik tank ini akan bisa langsung diuraikan dalam tanah tanpa mencemari lingkungan. Jombang adalah salah satu wilayah rawan terkena banjir, untuk mencegah terjadinya banjir bisa diterapkan sistem biopori. Diameter biopori umumnya 20 cm. Sesuai dengan rumus lingkaran. Maka diperoleh satu lubang biopori berluaskan 0,1256 m2. Sedangkan jarak antar biopori ±3 meter. Jumlah biopori yang diperlukan untuk halaman seluas 54 m2 adalah ±17 Buah. Limbah yang dihasilkan dari tinja manusia juga dapat dialihfungsikan menjadi energi alternatif dengan sistem biogas. Satu orang dapat menghasilkan 0,06 kg tinja/hari. Jika satu keluarga terdiri atas 4 orang. Maka tinja yang dihasilkan setiap minggunya 1,68 kg tinja. 1,68 kg tinja dapat menghasilkan 0,084 m3 biogas sama dengan 0,05208 liter minyak tanah. Akan tetapi, satu keluarga tidak bisa memenuhi kebutuhan gas tiap hari. Maka kami anjurkan berbagai program diatas diterapkan dalam skala wilayah besar.
Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata- rata 44 M di atas permukaan air laut. Memiliki luas 115.950 Ha dan bersuhu 27º-34º C. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Jombang semakin meningkat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2011 jumlah penduduk mencapai 1.209.172 jiwa sedangkan tahun 2012 mencapai 1.290.335 jiwa. Jumlah penduduk tersebut berbanding terbalik dengan luas area dimana mereka tinggal. Banyaknya gedung bertingkat, padatnya pemukiman, penggundulan hutan dan pengalihan fungsi lahan untuk bangunan mengakibatkan adanya bangunan yang tidak ideal dan mengurangi tingkat kenyamanan tempat tinggal. Selain itu, pembuangan limbah rumah tangga sembarangan juga dapat menimbulkan masalah baru yang dihadapi lingkungan. Jika permasalahan ini tidak segera ada solusi maka kondisi wilayah kabupaten Jombang akan semakin buruk dari segi pembangunan, kesehatan bahkan ekonomi. Sebelum apa yang di prediksi menjadi kenyataan dan menyengsarakan kehidupan maka perlu dilakukan kepedulian untuk meminimalisir pembangunan yang tak terkendali. Mengingat hal tersebut, kami mempunyai program pembangunan yang ideal dengan pengolahan limbah yang dapat dialihfungsikan menjadi energi, dan mempunyai tingkat kenyamanan yang tinggi. Untuk memperoleh tingkat kenyamanan yang tinggi dibutuhkan ventilasi udara yang cukup, memiliki ruangan yang ideal, sistem pengairan yang lancar dan penerangan yang baik. Misalnya suatu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana. Rumah tersebut akan dihuni 4 orang. Maka idealnya lahan yang diperlukan minimal 123 m2 untuk bangunan, ±36 m2 untuk halaman depan dan ±18m2 untuk halaman belakang dengan ketinggian plafon minimal 2,8-3,2 meter. Agar suhu dan penerangan menghasilkan bangunan yang ideal maka ukuran ventilasi total pada umumnya 15%-20% dari luas keseluruhan lahan. Jika luas bangunan 123 m2 akan membutuhkan luas ventilasi 24,6 m2. Tetapi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Yaitu peletakan ventilasi dan keadaan ruangan tersebut. Sistem pengairan rumah tangga juga mempengaruhi kenyamanan, kebanyakan masyarakat membuang limbah air dengan cuma-cuma dan sembarangan. Sebagai contohnya dalam sistem roof top (tumbuhan pot di atap rumah) dengan limbah air yang tersisa dari penyiraman tanaman dapat disalurkan dalam pipa kaca yang berdiri horizontal dari atas rumah sampai bawah dapat menjadi pengganti AC sederhana yang ramah lingkungan dan nantinya akan bergabung dengan limbah cucian yang telah mengandung unsur kimia untuk disalurkan septik tank. Hasil pengolahan limbah air dari septik tank ini akan bisa langsung diuraikan dalam tanah tanpa mencemari lingkungan. Jombang adalah salah satu wilayah rawan terkena banjir, untuk mencegah terjadinya banjir bisa diterapkan sistem biopori. Diameter biopori umumnya 20 cm. Sesuai dengan rumus lingkaran. Maka diperoleh satu lubang biopori berluaskan 0,1256 m2. Sedangkan jarak antar biopori ±3 meter. Jumlah biopori yang diperlukan untuk halaman seluas 54 m2 adalah ±17 Buah. Limbah yang dihasilkan dari tinja manusia juga dapat dialihfungsikan menjadi energi alternatif dengan sistem biogas. Satu orang dapat menghasilkan 0,06 kg tinja/hari. Jika satu keluarga terdiri atas 4 orang. Maka tinja yang dihasilkan setiap minggunya 1,68 kg tinja. 1,68 kg tinja dapat menghasilkan 0,084 m3 biogas sama dengan 0,05208 liter minyak tanah. Akan tetapi, satu keluarga tidak bisa memenuhi kebutuhan gas tiap hari. Maka kami anjurkan berbagai program diatas diterapkan dalam skala wilayah besar.
Kata Kunci: Konservasi energy, limbah,
rumah ramah lingkungan
Komentar
Posting Komentar